H-2, Musdat-LEMATA Tetap Dilaksanakan di Fef Ibu Kota Kabupaten Tambrauw

0
332

Penulis: Tim Dokumentasi Lemata

TAMBRAUW, LEMATA.Or.Id- Menjelang pelaksanaan Musyawarah Adat pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (Musdat-LEMATA) yang tinggal dua hari lagi atau H-2, yakni pada tanggal 18-21 Januari 2023 di Fef, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya.

Dari pantauan wartawan semangat panitia pelaksana untuk melaksanakan Musdat-LEMATA sangat luar biasa, bahkan terus bekerja siang dan malam tanpa lelah, mempersiapkan segala sesuatu guna mensukseskan musyawarah adat pertama di Negeri Penyu Belimbing tersebut.

Semangat masyarakat adat membentuk LEMATA sebenarnya sudah menjadi kesepakatan bersama sejak tanggal 18 November 2019 yang lalu.

Dalam pertemuan tahun 2019 yang berlangsung di Sausapor itu, para kepala suku dan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) dari masing-masing suku menghadiri pertemuan tersebut.

Kepala Suku Irires, Stevanus Syufi, saat mendatangani surat keputusan (SK) pembentukan Panitia Musdat-LEMATA) yang didampingi oleh kepala suku dan LMA suku lainnya di Tambrauw pada tanggal 18 November 2019.

Baca juga: Lakukan Sosialisasi, Masyarakat Adat Sausapor Raya Dukung Pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw

Dari dokumentasi foto dan surat keputusan (SK) yang dihimpun Lemata.or.id teryata kesepakatan bersama membentuk LEMATA ini merupakan keputusan kolektif (bersama) dari setiap suku yang ada di Kabupaten Tambrauw seperti Suku Abun, Miyah, Irires dan Suku Mpur.

Ketua Panitia Musdat-LEMATA, Paulinus Baru, ST., M.URP mengungkapkan bahwa pelaksanaan musyawarah adat LEMATA ini merupakan kerinduan para kepala suku dan LMA yang ada di Kabupaten Tambrauw sejak tahun 2019, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi belum terealisasi saat itu.

“Dari pertemuan 4 tahun yang lalu dan kesepakatan tersebut, maka saya dipercayakan sebagai ketua panitia menyiapkan segala hal guna pelaksanaan musyawarah adat,” ungkapnya kepada wartawan di Kabupaten Tambrauw, Senin (16/1/2023).

Menurut Paulinus, Musdat-LEMATA ini sudah menjadi kesepakatan bersama oleh kepala suku dan LMA suku yang ada di masing-masing wilayah adat di Kabupaten Tambrauw. Hal ini terbukti dengan adanya SK panitia yang sudah ada sejak 2019.

Ketua LMA Suku Abun, Nelwan Yeblo, saat mendatangani SK pada saat pertemuan membicarakan pembentukan Lembaga Masyarakat Adat (LEMATA) pada tanggal 18 November 2019.

“Musdat LEMATA merupakan musyawarah adat untuk menyiapkan rumah bersama bagi masyarakat adat di masing-masing suku, sehingga mereka (orang tua) bisa duduk sama-sama membicarakan hak-hak mereka kedepan di Kabupaten Tambrauw,” tuturnya.

Baca juga: Masyarakat Adat Kebar Raya Dukung Musdat Pembentukan LMA Tambrauw

Menanggapi pro dan kontra saat ini, kata Paulinus itu merupakan hal yang biasa dan dinamika yang ada di tengah-tengah masyarakat adat di Kabupaten Tambrauw. Meskipun begitu, ia menyakini bahwa masyarakat adat dari masing-masing suku di Tambrauw akan menghadiri Musdat-LEMATA di Fef, Kabupaten Tambrauw.

“Pro dan kontra itu biasa. Musdat-LEMATA tetap jalan, karena ini merupakan kesepakatan para kepala suku dan ketua LMA sejak tahun 2019, bahkan sebelumnya. Kita tetap optimis musdat-LEMATA tetap dilaksanakan,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Kebijakan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Bambang Sergi Laksmono menegaskan bahwa masyarakat hukum adat adalah tumpuan bagi upaya kita menjaga keberlanjutan alam. Dari situ alam menghidupi manusia sepanjang jaman.

“Kita hormati dan perkuatlah masyarakat adat, agar mereka dapat mengelola lingkungan untuk kepentingan kita bersama,” tegasnya.

Pembangunan rumah dansa (amah taro) persiapan pelaksanaan Musyawarah Adat LEMATA di Fef, Kabupaten Tambrauw, Papua. Senin (16/1/2023). Rumah dansa sudah jadi tinggal pelaksanaanya. Dok: Panitia Lemata.

Baca juga: LMA Dan Kepala Suku Di Wilayah Mpur Wot Dukung Musdat-LEMATA

Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini menyatakan bahwa musyawarah adat (musdat) menjadi kesempatan penting untuk merumuskan kepentingan, aspirasi dan harapan panjang menuju masa depan yang penuh dengan perubahan dan juga kepastian.

“Inilah momen pertemuan yang penting, agar aspirasi dapat dihimpun dan juga terpenting didengar oleh pemerintah kita,” tandasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini